Blog.MitraPeternakan.com - Tidak dapat dipungkiri bahwa harga pakan semakin meningkat. Penyebabnya adalah bahan penyusun pakan sebagian besar masih didatangkan dari lular negeri (impor).
Harga bahan baku pakan juga meningkat dengan eningkatnya biaya transportasi sebagai dampak meningkatnya harga BBM. Akibatnya, mau tidak mau harga pakan juga menyesuaikan atau naik.
Kondisi tersebut berpengaruh terhadap membengkaknya biaya pakan. Artinya, besar pula biaya pokok produksi pemeliharaan broiler. Oleh karena itu, peternak (terutama peternak mandiri) dituntut untuk dua hal, yaitu meningkatkan performance sekaligus menurungkan biaya pakan. Berdasarkan kondisi tersebut, muncul ide untuk menyusun pakan sendiri. Harapannya adalah harga pakan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan membeli pakan jadi.
Menyusun pakan sendiri tentunya memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai kandungan nutrisi bahan pakan serta menguasai teknik penyusunan pakan yang baik. Jika tidak, terkadang menyusun pakan sendiri bisa menjadi lebih mahal karena bahan yang digunakan tidak cukup tersedia. Selain itu, konsentrasi peternak akan terpecah antara mencari bahan penyusun pakan dan memelihara ayam. Penyusunan pakan dalam skala usaha besar tentunya membutuhkan investasi lebih karena memerlukan investasi peralatan pengolah pakan.
Keberhasilan penyusunan pakan ditunjukkan dengan performa ayam yang baik dan FCR ayam yang baik dengan harga pakan yang lebih rendah. Jika sudah berhasil, tentunya usaha bisa dikembangkan menjadi bisnis baru yang sangat potesial, yaitu bisnis pembuatan pakan komersial.
Keputusan menggunakan pakan jadi (pabrikan) atau menyusun sendiri tentu ada di tangan peternak. Ada beberapa keuntungan dan kekurangan dari pilihan tersebut. Apa pun pilihannya, baik pakan jadi atau menyusun sendiri, yang penting adalah pakan yang digunakan dapat mendukung pertumbuhan ayam sehingga mampu mencapai performa produksi optimal. Percuma pakan murah karena membuat sendiri jika ternyata performa ayam jelek atau sayang membli pakan mahal (pabrikan) jika bisa membuat pakan dengan harga lebih murah dan kualitas sebanding.
Sumber : Buku Panduan Lengkap Ayam Broiler, Ferry Tamalluddin.
Harga bahan baku pakan juga meningkat dengan eningkatnya biaya transportasi sebagai dampak meningkatnya harga BBM. Akibatnya, mau tidak mau harga pakan juga menyesuaikan atau naik.
Kondisi tersebut berpengaruh terhadap membengkaknya biaya pakan. Artinya, besar pula biaya pokok produksi pemeliharaan broiler. Oleh karena itu, peternak (terutama peternak mandiri) dituntut untuk dua hal, yaitu meningkatkan performance sekaligus menurungkan biaya pakan. Berdasarkan kondisi tersebut, muncul ide untuk menyusun pakan sendiri. Harapannya adalah harga pakan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan membeli pakan jadi.
Menyusun pakan sendiri tentunya memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai kandungan nutrisi bahan pakan serta menguasai teknik penyusunan pakan yang baik. Jika tidak, terkadang menyusun pakan sendiri bisa menjadi lebih mahal karena bahan yang digunakan tidak cukup tersedia. Selain itu, konsentrasi peternak akan terpecah antara mencari bahan penyusun pakan dan memelihara ayam. Penyusunan pakan dalam skala usaha besar tentunya membutuhkan investasi lebih karena memerlukan investasi peralatan pengolah pakan.
Keberhasilan penyusunan pakan ditunjukkan dengan performa ayam yang baik dan FCR ayam yang baik dengan harga pakan yang lebih rendah. Jika sudah berhasil, tentunya usaha bisa dikembangkan menjadi bisnis baru yang sangat potesial, yaitu bisnis pembuatan pakan komersial.
Keputusan menggunakan pakan jadi (pabrikan) atau menyusun sendiri tentu ada di tangan peternak. Ada beberapa keuntungan dan kekurangan dari pilihan tersebut. Apa pun pilihannya, baik pakan jadi atau menyusun sendiri, yang penting adalah pakan yang digunakan dapat mendukung pertumbuhan ayam sehingga mampu mencapai performa produksi optimal. Percuma pakan murah karena membuat sendiri jika ternyata performa ayam jelek atau sayang membli pakan mahal (pabrikan) jika bisa membuat pakan dengan harga lebih murah dan kualitas sebanding.
Sumber : Buku Panduan Lengkap Ayam Broiler, Ferry Tamalluddin.
Baca juga:
Advertisement