Blog.Mitrapeternakan.com - Pengontrolan suhu menjadi lebih mudah, pekerjaan lebih efisien, dan akhirnya beternak ayam menjadi lebih mudah.
Di Indonesia yang beriklim tropis, suhu lingkungan didataran rendah, dimusin kemarau dapat mencapai 33 - 34ºC. Kenaikan suhu dari 21,1 menjadi 32,2ºC menyebabkan konsumsi ransum akan berkurang hingga 20,2%, dengan demikian suhu lingkungan sangat mempengaruhi penampilan produksi dari ayam broiler.
Ayam broiler akan berproduksi optimal pada suhu 18 - 21ºC. Ayam broiler pada periode starter kebutuhan suhunya mulai 29-35ºC, dan pada periode finisher membutuhkan suhu 20ºC. Suhu yang ada di dalam kandang, pada dasarnya adalah berupa panas lingkungan yang berasal dari matahari dan dari panas yang dikeluarkan oleh tubuh ayam.
Tingginya suhu lingkungan di daerah tropis pada siang hari dapat mencapai 34ºC dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan panas dalam tubuh, sehingga ternak mengalami cekaman panas. Ayam broiler termasuk hewan homeothermis dengan suhu nyaman 24ºC, akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam keadaan relative konstan antara lain melalui peningkatan frekuensi pernafasan dan jumlah konsumsi air minum serta penurunan konsumsi ransum. Akibatnya, pertumbuhan ternak menjadi lambat dan produksi menjadi rendah. Tingginya suhu lingkungan dapat juga menyebabkan terjadinya cekaman oksidatif dalam tubuh, sehingga menimbulkan munculnya radikal bebas yang berlebihan (Miller and Madsen, 1993).
Berangkat dari hal diatas, tentu kita sudah mengetahui faktor utama keberhasilan dari peternakan ayam broiler yaitu suhu lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan ayam, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Tujuannya agar dapat dicapai konsumsi pakan dan minum ternak dapat terjaga dengan baik. Dengan begitu hasil maksimal dapat diraih oleh Peternak.
Nah mari kita mulai jawab, mengapa kandang ayam tipe open harus segera di upgrade atau dimodifikasi menjadi kandang tipe closed house?
Pengaturan Suhu
Pada kandang open house (terbuka), pengaturan suhu sangat sulit dilakukan, karna tak ada satupun alat yang bisa kita gunakan untuk menciptakan suhu sesuai kebutuhan ayam. Pada saat musim kemarau, peternakan akan sangat sulit untuk menurunkan suhu udara dalam kandang, sehingga ayam akan kepanasan dan akan meningkatkan konsumsi air minumnya dan menurunkan konsumsi pakan. Begitupun pada saat musim hujan, peternakan akan sangat sulit untuk meningkatkan suhu sesuai kebutuhan ayam. Akibatnya, pertumbuhan ternak menjadi lambat dan produksi menjadi rendah. Tentu bukan ini yang Anda inginkan bukan?
Pada kandang closed house, pengontrolan suhu sangat mudah dilakukan. Karna alat untuk menciptakan suhu tentu sudah disiapkan secara matang dengan penuh perhitungan yang akurat. Penetapan ukuran kandang panjang x lebar x tinggi, akan menjadi dasar untuk menetapkan alat yang akan digunakan seperti jumlah blower (Exhaust fan), Lebar inlet, curtain sistem (Sistem tirai penutup dinding), serta pemilihan brooder system, dll. Yang akan berkolaborasi untuk menciptakan iklim didalam kandang, sesuai kebutuhan ayam.
Jumlah Populasi Ayam
Pada kandang tertutup kepadatan ayam dapat mencapai 30 kg/m2, sedangkan kandang terbuka berkisar 16 kg/m2, otomatis peternak akan memperoleh hasil panen lebih banyak dengan luasan kandang yang sama. Sedangkan biaya operasional dengan peningkatan populasi dari open closed house tidak jauh berbeda, hanya ada tambahan sedikit dibiaya listrik yaitu sekitar Rp.145/ekor/periode.
Pengaturan Biosecurity
Pada kandang tertutup tentu lebih ramah lingkungan dan ramah juga ke pemukiman yang ada di sekitar kandang. Kandang sistem ini memberikan keuntungan dari sisi ini. Sedangkan kandang terbuka lebih banyak memiliki masalah lingkungan, terutama bau dan lalat. Isu biosekuriti juga menjadi salah satu isu penting kala membahas kandang terbuka.
Di kandang terbuka udara dan serangga seperti lalat dapat dengan bebas masuk tanpa adanya pengamanan biosekuriti yang bagus. Sehingga dapat menularkan penyakit keseluruh ayam yang ada di dalam kandang. Udara dan serangga ini secara langsung maupun tidak, akan mempengaruhi kehidupan tetangga kandang. Jadi, dengan kandang tertutup peternak diharapkan dapat mengontrol lingkungan yang lebih baik. Infeksi dari luar otomatis dapat dicegah dan iklim dalam kandang dapat dengan mudah diatur. Efeknya, lalat otomatis berkurang, dan bau tidak ada sehingga lebih ramah kepada tetangga kandang.
Mengubah kandang open house ke kandang closed house tentu harus segera kita pikirkan. Karna tuntutan ini sudah harus menjadi pilihan melihat tantangan lingkungan di peternakan seperti penyakit dan fluktuasi cuaca dan iklim yang berpengaruh terhadap performa ayam.